1.
Cabbage(kubis)
Kubis
(kol) merupakan sayuran dari keluarga Brassicaceae atau Cruciferae, dengan
anggota lainnya meliputi Brussels sprout dan brokoli. Kubis adalah salah satu
sayuran yang murah dan mudah diperoleh.Bagian kubis yang biasanya dimakan tak
lain adalah sekelompok lapisan daun muda yang tersusun saling tumpang tindih
berbentuk membulat.
Seperti
anggota lain keluarga Cruciferae, sayuran ini juga memiliki berbagai nilai gizi
dan sifat penyembuhan. Kubis
dikenal merupakan sumber sangat baik dari beberapa vitamin, mineral, dan serat
makanan penting. Sayuran
ini merupakan salah satu sumber terkaya vitamin C, K, E, A, dan asam folat;
serta memiliki tingkat signifikan belerang, kalsium, zat besi, kalium, dan
magnesium. Di
sisi lain, kubis tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang berbahaya,
serta sangat rendah kalori.
2.
Jagung
Jagung
(Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat
yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah
dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian
penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga
sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai
sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena.
Tak
hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks, dan sejumlah zat
gizi lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat besi, magnesium,
fosfor, omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kolesterol.
3.
Kacang ercis
Ercis,
kacang ercis, atau kacang polong (Pisum sativum L., suku polong-polongan atau
Fabaceae) merupakan tumbuhan penghasil sayuran berupa biji berwarna hijau.
Ercis didatangkan oleh penjajah Belanda ke Indonesia karena sayuran ini populer
di Eropa sebagai bagian dari salad atau sup. Nama "ercis" adalah
pinjaman dari bahasa Belanda (erwtjes, "ercis kecil"). Biji ercis
kaya karbohidrat serta protein dan cepat membuat kenyang ketika dimakan.
Tumbuhan
yang berasal dari Asia Kecil ini masih sejenis dengan kapri (seringkali
dicampuradukkan penamaannya). Berbeda dengan kapri, ercis hanya dimakan bijinya
dan hampir tidak pernah dimakan dengan polongnya seperti kapri. Sejak ribuan
tahun lalu telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan namun sekarang penggunaannya
lebih banyak sebagai sayuran atau pakan. Dalam budidaya di
Indonesia, ercis tumbuh baik di daerah pegunungan berhawa sejuk dengan ketinggian
700 meter di atas permukaan laut, pada suhu seperti di daerah asalnya.